Senin, 25 Januari 2010

PROSES PRODUKSI

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian dan Fungsi Proses Produksi.

Proses produksi memiliki dua pengertian yaitu, pengertian proses dengan pengertian produksi. Pengertian dari proses adalah suatu cara, metode atau teknik bagaimana mengubah sumber – sumber yang ada yaitu tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan kekayaan alam yang ada untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Sedangkan yang dimaksud dengan produksi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan barang atau jasa dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga barang tersebut memiliki nilai tambah.
Maka dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses produksi adalah cara, metode serta teknik untuk menciptakan, mengolah atau memberi nilai tambah bagi suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber – sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Proses produksi juga dibedakan berdasarkan karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganannya.
Sebagai catatan dalam perusahaan manufacturing, aliran produk sama dengan aliran bahan mentah. Sedangkan dalam industri jasa, proses produksi tidak ditunjukan dengan aliran produk secara fisik, tetapi oleh urutan – urutan operasi yang dilaksanakan dalam pemberian pelayanan.

3.2. Tipe Proses Produksi
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bahwa proses produksi dapat dibedakan berdasarkan karakteristik aliran dan tipe pesanan pelanggannya. Maka pada bagian ini akan membahas tentang klasifikasi berdasarkan aliran proses produksinya, yaitu :


3.2.1 Aliran Garis
Tipe aliran ini mempunyai ciri aliran proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dengan urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Untuk tipe aliran ini, produk harus di standarisasi dengan baik dan harus mengalir dari satu operasi atau proses kerja ke operasi berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Operasi aliran garis dapat menjadi 2 tipe produksi, yaitu
3.2.1.1 Produksi massal (mass production)
Proses produksi massal pada umumnya memproduksi kumpulan -kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive process, misalnya saja untuk produk elektronik, mobil, motor dan sebagainya.
3.2.1.2 Produksi secara terus-menerus (continuos production).
Proses produksi secara terus-menerus ditandai dengan waktu produksi yang relatif lama, hal ini untuk menghindari penyetelan –penyetelan. Produksi terus – menerus tampak didalam industry – industri proses, seperti: industri kimia, industri kertas, industri baja dan industri – industri lainnya.
Keputusan untuk menggunakan operasi aliran garis tidak hanya berdasarkan pertimbangan efisiensi saja, namun juga perlu faktor – faktor lain, seperti: keusangan produk, ketidakpuasan kerja karyawan karena kebosanan dan resiko perubahan teknologi proses dan faktor – faktor lain yang mempengaruhinya.
3.2.2 Aliran Intermiten
Tipe aliran ini mempunyai ciri produksi dalam kumpulan – kumpulan atau kelompok barang yang sejenis pada interval waktu yang terputus – putus. Dalam hal ini, peralatan dan tenaga kerja diatur dan diorganisasikan dalam pusat – pusat kerja menurut tipe – tipe keterampilan atau peralatan yang serupa. Operasi – operasi intermitten sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk, karena operasi – operasinya menggunakan peralatan serbaguna dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang tinggi. Fleksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian persediaan, schedule dan kualitas, disamping itu belum dapat dikatakan efisien.
Istilah operasi intermitten sering disebut job shop dan istilah ini terkadang hanya digunakan untuk menyatakan operasi – operasi intermitten yang memproduksi barang - barang berdasarkan spesifikasi pesanan langganan. Operasi intermitten dapat diterapkan dalam produksi barang – barang yang tidak di standardisasi atau volume produksinya rendah, karena operasi ini merupakan operasi yang paling ekonomis dan melibatkan resiko yang paling kecil.
3.2.3 Aliran Proyek
Bentuk operasi aliran proyek banyak digunakan untuk memproduksi produk – produk yang bersifat khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang, gedung dan lain-lain. Setiap unit produk tersebut dibuat sebagai suatu barang tunggal, meskipun tidak ada aliran produk bagi suatu proyek tetapi ada urutan-urutan operasi dimana seluruh operasi atau kegiatan individual harus diurutkan untuk menunjang pencapaian tujuan akhir.
Masalah yang mungkin akan sering terjadi dalam manajemen proyek adalah perencanaan, pengurutan, scheduling dan pengawasan kegiatan individual yang mengarahkan penyelesaian proyek secara keseluruhan. Bentuk operasi - operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan kreatifitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu produk. Sulit untuk mengoptimalisasikan proyek – proyek karena hanya dikerjakan sekali, sehingga peralatan serbaguna terkadang digunakan untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Proyek – proyek ditandai dengan biaya yang tinggi dan kesulitan dalam perencanaan dan pengawasan managerial. Ini diakibatkan karena proyek pada dasarnya sukar dirumuskan, dan mungkin merupakan subyek derajat perubahan dan inovasi yang tinggi.
Seperti yang telah diketahui bahwa cara, metode serta teknik menghasilkan produk cukup banyak, maka proses produksi ini banyak macamnya tetapi secara ekstrim dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Proses produksi terus-menerus (countinuos process)
2. Proses produksi terputus-putus (intermitten process)
3.3. Penyusunan Peralatan dan Perlengkapan Pabrik Berdasarkan Aliran Proses Produksi
Untuk melihat jenis atau tipe proses produksi yang digunakan, kita dapat melihatnya berdasarkan layout yang berlaku pada perusahaan tersebut. Layout dirancang untuk memungkinkan terjadinya perpindahan yang ekonomis dari material dan kegiatan dari orang-orang yang berada didalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak angkut material, pengambilan serta peletakan produk - produk dan peralatan hendaknya dibuat sependek mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk meminimumkan biaya penanganan dan angkut (tranportasi). Secara lebih terperinci, layout bertujuan untuk memanfaatkan ruangan yang tersedia seefektif mungkin, meminimumkam biaya penanganan bahan dan jarak mengangkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, mendorong semangat dan efektifitas kerja, menyederhanakan proses produksi, menjaga keselamatan karyawan dan barang – barang yang sedang diproses serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Dalam system produksi terdapat beberapa pola dasar umum dari layout, yaitu:
3.3.1 Layout Fungsional (layout process)
Dalam layout proses, semua mesin-mesin dan peralatan yang sama ditempatkan atau dikelompokan dalam suatu area atau department yang sama. Jadi hanya terdapat suatu jenis proses ditiap bagian atau department, dalam proses layout ini digunakan mesin dengan tipe general purpose machine.
Biasanya proses layout ini terdapat dalam perusahaan-perusahaan yang berdasarkan job order shop, yaitu pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang tidak sama dan terbatas jumlahnya, serta menurut pesanan pembeli atau batch production.

3.3.2 Layout Garis (layout product)
Pada layout produk mesin - mesin dan peralatan manufacturing yang lainnya diatur menurut aturan dari aliran produk atau urutan proses produksi. Oleh karena itu bagian yang ada menjadi bagian pengerjaan suatu produk (product manufacturing department). Operasi atau jalannya proses pembuatan suatu produk selalu ditentukan terlebih dahulu baru ditentukan urutan – urutan mesinnya.
Layout berdasarkan produk ini digunakan dalam industri – industri yang menghasilkan produk – produk secara missal dan barangnya telah di standardisasikan.
3.3.3 Layout Kelompok (group layout)
Layout pada jenis ini memisahkan area-area dan kelompok –kelompok mesin didalam pembuatan komponen – komponen yang memerlukan proses yang sejenis. Setiap komponen produknya diselesaikan di area – area spesialis ini dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin yang dilakukan ditempat tersebut.
Layout seperti ini merupakan layout yang terpisah dan hal ini termasuk suatu variasi dari layout produk. Dalam layout kelompok ini, bagian-bagian dan komponen yang akan dikerjakan dikelompokan menjadi semacam ”keluarga”, dan berbagai area atau department dibuat secara terpisah.
3.3.4 Layout Posisi Tetap (fixed potition layout)
Layout posisi tetap sering digunakan dalam produksi besar dan kompleks, seperti pabrik mesin, pabrik pembuatan lokomotif, turbin listrik, kapal terbang, kapal laut jembatan dan sebagainya. Dalam hal ini produk mungkin berada dalam suatu lokasi selama periode perakitan atau mungkin tinggal disuatu tempat untuk waktu yang lama dan kemungkinan dipindahkan ketempat perakitan lainnya dimana pekerjaan selanjutnya dilakukan.
Penyusunan layout tidak dapat dipisahkan dari material handling atau penanganan bahan, karena masalah ini sangat erat hubungannya atau dengan kata lain saling ketergantungan. Pengartian dari material handling adalah suatu kegiatan meletakan bahan – bahan atau barang – barang dalam proses produksi di dalam suatu pabrik, kegiatannya dimulai sejak bahan baku (material) masuk atau diterima oleh pabrik sampai pada saat barang jadi atau produk dikeluarkan dari pabrik.
Penempatan layout yang baik dapat sangat membantu proses produksi, dimana penempatan fasilitas – fasilitas yang teratur dapat memudahkan dan meminimalkan gerakan dari operator dan material handling sehingga biaya yang dikeluarkan dapat ditekan seminim mungkin dan hal ini berarti kegiatan produksi lebih efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih...